Jumat, 10 Juni 2011

Macam-Macam Ragam Hias Batik

Jika dilihat dari ornamennya, batik di daerah-daerah Indonesia banyak yang bersumber dari ragam hias zaman prasejarah seperti motif geometris dan perlambangan. macam-macam batik dapat dilihat dari motif yang dipakai. Seperti halnya kebudayaan, ragam hias pada batikpun mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungannya. 

Ragam hias batik dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu batik yang menggunakan motif-motif berikut.
1.      Motif Geometris dengan pola hias tumpal, meander dan pola pilin.
2.      Motif tumbuhan, contohnya mengambil bentuk dari tumbuhan menjalar, tumbuhan air, bunga.
3.      Motif hewan, contohnya singa barong, kupu-kupu, dan sebagainya.
4.      Motif benda alam, seperti kapas, padi, dan sebagainya.
Sehubungan dengan itu ragam macam-macam batik dikelompokkan menjadi dua kelompok.
Pertama, batik Keraton adalah batik yang tumbuh di lingkungan istana khususnya berkembang di daerah Jawa Tengah. Motif yang dihasilkan berdasarkan pada filsafat kebudayaan Jawa yang mengacu pada nilai spiritual. Kedua, batik pesisir adalah batik yang dihasilkan di lingkungan luar keraton yang mengalami pertumbuhan yang berbeda dengan batik keraton.
Teknik Pembuatan Batik
Batik merupakan teknik rekalatar, pengerjaannya dengan menggunakan perintang warna sejenis lilin yang dikenal dengan nama malam. Adan 3 teknik pembuatan batik, yaitu batik tulis, batik cap, dan batik printing.
1.  Batik Tulis
Batik ini dibuat dengan cara melukiskan pola pada kain dengan menggunakan tangan. Pembuatan batik tulis diperlukan alat-alat sebagai berikut.
·  Canting adalah alat pokok dalam membuat batik. Canting terbuat dari tembaga gunanya untuk melukis dengan menggunakan cairan malam (lilin batik).
·  Gawangan adalah kayu yang dipakai untuk membentangkan kain yang akan dibatik.
·  Wajan/Grengseng adalah kuali yang terbuat dari tanah liat untuk mencairkan malam.
·  Anglo adalah perapian yang terbuat dari tanah liat, api dinyalakan dengan menggunakan arang kayu.
·  Tepas/Tipas digunakan untuk membesarkan api.
·  Jegol adalah kuas yang terbuat dari kumpulan benang digunakan untuk menutupi bidang blok yang besar.
·  Kuas digunakan untuk membatik dengan gaya abstrak.
2.  Batik Cap
Batik cap adalah motif pada kain yang dihasilkan dari proses pencelupan dengan alat terbuat dari lempengan tembaga dengan ukuran 20 cm x 20 cm atau 24 cm x 2 cm sesuai dengan motifnya. Dalam proses mencetak yang perlu diperhatikan adalah sambungan pada sisinya (sanggit) sehingga motif tidak terlihat terkotak-kotak, namun menjadi satu kesatuan. Cara menempelkan cap pada kain adalah dengan menggunakan setrika.
3.  Batik Printing
Batik Printing adalah pembuatan batik yang proses pembuatannya hampir sama dengan pembuatan tekstil lainnya yang menjadi pembeda adalah motifnya batik. Batik dengan printing agar terjaga keawetannya jika dicuci tidak boleh dengan menggunakan sabun. Sebagai gantinya adalah buah lerak atau daun dilem. Pada waktu menjemurnya, jangan langsung terkena sinar matahari.

Rabu, 08 Juni 2011

Batik Tulis Motif Kumpeni

Batik Tulis Motif Kumpeni

Batik motif ini dahulu kala banyak dibuat oleh para pengusaha batik belanda di Pekalongan dan Cirebon. (Beberapa nama yang bisa disebut Ny. B. Fisher, Ny. S.W. Ferns, Ny. R. Scharff van Dop).
Motif ini menggambarkan berbagai pemandangan keseharian seperti pedagang, petani, kapal laut serta beberapa gambar yang diadopsi dari kisah kisah Belanda.
Batik tulis ini dibuat dengan warna dasar putih dan warna lukisan orange dan coklat.

Selasa, 07 Juni 2011

Rekor MURI

Menjelang hari jadi ke-715 di akhir Mei mendatang, Kota Surabaya mendapat kado istimewa berupa penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas pembuatan logo kota terbesar yang terbuat dari batik berukuran 9,8 meter X 19,4 meter.
"Logo Batik ini memperoleh penghargaan Rekor MURI ke 3.088 karena menjadi logo kota terbesar yang terbuat dari batik," kata Paulus Rangka, Manager MURI saat menyerahkan penghargaan kepada Walikota Surabaya Bambang DH, Minggu.
Dalam kesempatan tersebut, selain memperoleh piagam MURI, Bambang DH juga mencanangkan Kampung Batik Jatim yang berada di Jalan Tambak Dukuh 1, kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng, Surabaya.
"Saya berharap keberadaan kampung ini bisa menjadi ikon wisata baru di kota Surabaya. Peminat batik kini tak perlu lagi mencari batik ke luar kota, cukup mengunjungi kampung batik ini saja," kata Walikota Surabaya.
Sementara itu, Hj Faiqah Ismail, perintis Kampung Batik Surabaya mengatakan, dalam beberapa waktu mendatang, dirinya menargetkan seluruh penduduk di wilayah Kampung Batik ini akan menjadi sentra batik di Jatim.
"Kami sudah memiliki 16 macam batik dari 16 daerah di Jatim, termasuk batik khas Surabaya yang bernama batik Sawunggaling," kata wanita yang mengaku sudah turun temurun membatik ini.
Sementara itu, sembilan pelukis dan 15 model terdiri wanita dan pria dari sebuah sekolah model di Surabaya, juga berhasil memecahkan rekor MURI melukis diatas Kereta Api Rajawali jurusan Surabaya -Semarang.
Acara ini bertajuk melintas kota merangkai budaya yang diselenggarakan untuk memecahkan rekor MURI berlenggak-lenggok terpanjang dengan waktu sekitar enam jam.

Senin, 06 Juni 2011

Motif Batik Khas Surabaya

Surabaya juga memiliki batik dengan motif yang khas. Ciri khas motif batik yang ada di Surabaya seperti, motif Kembang Semanggi, Ayam Jago dalam legenda Sawunggaling, perahu khas Surabaya, serta ikan Sura dan Buaya. Desain batik khas Surabaya memiliki konsep warna yang cukup kuat dan berani.
Menurut masyarakat, batik Surabaya memiliki motif yang menggambarkan orang Surabaya yang berani dan kuat. Banyak juga batik Surabaya yang sudah teralkuturasi oleh nuansa-nuansa pecinan.


Pengembangan dan Pemberdayaan Kampung Batik Surabaya

Kampung batik Surabaya tidak hanya membuka usahanya untuk membuat dan menjual kain dan baju batik, tetapi juga memperkenalkan batik secara luas kepada masyarakat. Kampung batik Surabaya membuka kesempatan bagi masyarakat yang memiliki keinginan untuk membuat batik. Pada awal bulan Februari 2010, sebanyak 9 orang rombongan pelajar asal Busan, Korea Selatan, menikmati acara membatik yang diadakan di Kampung Batik di Tambak Dukuh Timur. Rombongan ini adalah bagian dari misi pertukaran pelajar dalam rangka sister city yang sudah berjalan. Mengunjungi kampung batik Surabaya merupakan salah satu agenda yang diikuti peserta pertukaran pelajar selama 10 hari berada di Surabaya. Tak hanya belajar membatik, peserta pertukaran pelajar ini juga mengikuti berbagai kegiatan yang sudah disiapkan. Termasuk kunjungan disejumlah tempat pariwisata yang sudah dikemas sendiri oleh pemkot Surabaya. Pengajaran pembuatan batik kepada masyarakat ini diharapkan mampu mengembangkan budaya membatik di masyarakat.

Proses Pembuatan Batik

Pada umumnya, proses pembuatan batik dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu pewarnaan, pemberian lilin atau malam pada kain dan pelepasan lilin dari kain. Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera kita atau tetap berwarna putih sebelum kemudian diberi lilin. Proses pemberian lilin ini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting tangan atau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi lilin maka proses pewarnaan pada batik tidak dapat masuk karena tertutup oleh lilin (wax resist). Setelah diberi lilin, batik dicelup pada suatu wadah untuk proses pewarnaan. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai keinginan jumlah warna yang diperlukan dalam pembuatan batik.
Jika proses pewarnaan dan pemberian lilin sudah selesai maka lilin dilunturkan dengan proses pemanasan. Batik yang telah jadi direbus hingga lilin menjadi leleh dan terlepas dari kain batik. Proses perebusan ini dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk menetapkan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam air dingin dan dijemur.

Macam-Macam Batik


Batik Bali

Batik Bali Batik Bali masih unfamiliar di telinga kita. Terbilang masih relatif baru. Mungkin karena Bali menyimpan banyak potensi motif dan desain lokal. Batik Bali adalah perkawinan motif dalam negri dan luar negri. Sampai saat ini harga pasaran untuk sebuah batik tulis Bali yang terbilang mempunyai kualitas yang bagus, harganya kisaran Rp. 350.000.

Batik Madura

Batik Madura, punya ciri khas tersendiri. Sebagai pulau penghasil garam mempunyai ciri khas warna-warna yang cerah dan motif yang beragam menunjukkan karakter masyarakat lokal. Warna batiknya adalah warna-warna berani, mulai dari merah, hijau, kuning dan biru. Batik Madura menggunakan pewarna alami sehingga warnanya cukup mencolok. Motif batik Madura berbeda karena pengaruh dari daerah pinggiran.

Batik Tuban

Keberadaan profesi pengrajin batik tulis tradisional sekarang ini hampir-hampir merupakan pekerjaan yang telah banyak ditinggalkan oleh banyak orang, karena ketrampilan yang dibutuhkan dianggap tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sebagai pengrajin batik tulis, sehingga hanya dari tangan-tangan terampil para pengrajinlah kita dapat menikmati suatu karya budaya yang bernilai seni tinggi.

Batik Indramayu

Batik Indramayu termasuk dalam jenis Batik Pesisir jika dilihat dari jenis pola-pola yang ada, mayoritas motif batik yang digunakan di Indramayu hadir dalam kegiatan penangkapan ikan di laut. Motif batik di Indramayu banyak mendapat pengaruh besar dari gambar atau motif kaligrafi dari Arab, Cina atau daerah Jawa Tengah / Jawa Timur.

Batik Cirebon

Secara umum, batik Cirebon termasuk kedalam kelompok batik pesisiran. Tetapi juga bisa termasuk “Kraton” (Istana) kelompok batik, karena Cirebon memiliki dua istana, Istana Kasepuhan dan Kanoman Palace. Berdasarkan sejarah kedua istana, sejumlah desain batik Cirebonan Klasik yang dilakukan oleh beberapa desa Trusmi sampai hari ini (motif seperti Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung.

Batik Ciamis

Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-XIX setelah selesainya peperangan Diponegoro, dimana pengikut-pengikut Diponegoro banyak yang meninggalkan Yogyakarta, menuju ke selatan. Sebagian ada yang menetap didaerah Banyumas dan sebagian ada yang meneruskan perjalanan ke selatan dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya sekarang. Mereka ini merantau dengan keluargany a dan ditempat baru menetap menjadi penduduk.

Batik Yogyakarta

Asal-usul pembatikan didaerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati. Daerah pembatikan pertama ialah didesa Plered. Pembatikan pada masa itu terbatas dalam lingkungan keluarga kraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu. Dari sini pembatikan meluas pada trap pertama pada keluarga kraton lainnya yaitu istri dari abdi dalem dan tentara-tentara.

Batik Solo

Laweyen adalah salah satu sentral Batik di Solo. Kampung ini Tentunya ada banyak sekali sejarah yang tertinggal di kapung ini dan menjadi icon Batik Solo. Dari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitanya abad 17,18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa.